Review Film - Raya and the Last Dragon (2021)

by - April 01, 2021


Nah ini salah satu tontonan enteng dan menghibur. Suka sama petualangannya Raya, tapi lebih suka lagi karena nilai-nilai persatuan yang dibawa. Disney memang selalu berhasil meramu cerita sederhana jadi satu tontonan yang mampu memantik emosi penonton.
 
Penjelasan dunia Kumandra yang jadi setting tempat di film ini ada di awal banget. Aku seneng karena Kumandra jadi salah satu bentuk representasi perpaduan dari sekian banyak kebudayaan Asia Tenggara. Raya and the Last Dragon mengemas opening-nya dengan gaya animasi yang keren banget, mirip kayak wayang kalo kataku, dan dari situ aja udah keliatan kalo ini bakal jadi film yang kental dengan kebudayaan Asia Tenggara.
 


Kayak film-film animasinya Disney yang lain, Raya and the Last Dragon punya kualitas visual yang nggak perlu diragukan lagi. Detailnya juara. Coba deh liat baju yang dipake Raya, atau bulunya Sisu, atau lembabnya daerah selepas hujan, top banget detilnya. Setting tempatnya juga Asia Tenggara banget. Vibes-nya kerasa kalo kita lagi ada di daerah-daerah Asia. Sawah, nasi, gamelan, pasar apung, Asia banget! Dan itu berhasil divisualkan dengan apik sama Disney.
 
Aku sendiri suka sama ceritanya. Enteng dan konfliknya gampang dicerna. Ini bikin Raya and the Last Dragon bisa ditonton sama semua umur. Suka juga sama pesen soal persatuan dan saling mempercayai satu dengan lainnya yang berdiri kokoh jadi penggerak plot. Meskipun emang kudu diakui nggak banyak adegan tarung dan perangnya (yang aku berharap lebih) tapi digantikan sama segudang momen pemantik emosi, termasuk bagian klimaksnya yang indah dan menyentuh.
 


Scoring-nya pun cakep walau kudu diakui sama sekali nggak ada yang memorable kalo ngeliat dari film-film Disney princess lainnya lho ya. Frozen sama Moana contohnya, punya lagu-lagu yang ear-catching. Tapi aku dengernya keren aja gitu, berasa tradisionalnya, berasa etniknya.
 
Buatku yang agak ngeganggu adalah naskahnya yang berasa cetek aja. Beberapa kali aku ngerasa kalo perjalanan Raya ini terlalu cepet. Nggak terlalu banyak tantangannya gitu lho, jadi di beberapa momen terkesan ambil jalan pintas aja. Padahal aku pengen menikmati ciri khas tiap daerah dengan lebih mendalam dan lebih tereksplor lagi.
 
Tapi aku tetep suka kok. Menghibur dan menghangatkan hati. Nonton Sisu-nya Awkwafina sama Tuk Tuk emang bikin seneng bawaannya.
 
Ada di BIOSKOP