Review Film - Malcolm & Marie (2021)

by - April 03, 2021


Aku mungkin masuk tim yang suka sama Malcolm & Marie. Mungkin karena lebih relate, mungkin karena pernah ngalamin problem yang mirip sama mereka berdua. Jadi meskipun Malcolm & Marie boleh dibilang tampil repetitif dan banyak dialog, aku tetep salah satu orang yang suka sama filmnya.
 
Malcolm (John D. Washington) adalah seorang filmmaker yang barusan gelar penayangan film perdananya di layar lebar dan ditemani sang kekasih, Marie (Zendaya). Mereka pulang dan sampe rumah yang alih-alih mau happy-happy dan merayakan, mereka berdua malah cekcok sepanjang malam.
 
Mungkin ada beberapa catetan dulu soal beberapa hal yang bikin aku menikmati film ini. Konflik yang dihadirkan akan lebih terasa relate sama remaja-remaja yang baru kesengsem dan lagi kasmaran. Cowok kalo udah ngobrolin "dunia"nya sendiri, mereka emang sering ngelantur dan lupa sama hal-hal penting lain, termasuk lupa sama ceweknya. Sumber dari segala tetek-bengek pertengkaran. Sedangkan cewek, sesuai kodratnya tentu ingin selalu dimengerti dan diperhatikan. Dari konflik di 15 menit awalnya aja bisa dikatakan sekian remaja yang lagi pacaran pernah ngalamin hal kayak gini.
 

 
Film ini emang fokusnya ke dialog sama chemistry dua bintang utamanya Zendaya dan John D. Washington. Dialog-dialognya bagus, banyak yang bikin ngerasa "oh iya ya bener juga" tapi sering juga kerasa segmented. Contohnya pas ngomongin film dan sutradara. Buat yang nggak paham pasti bakal kerasa capeknya pas nonton film ini. Aku pun gitu, di satu titik kerasa capek, tapi disisi lain penasaran hubungan mereka berdua bakal berakhir gimana.
 
Aku seneng banget sama karakter Malcolm yang mencak-mencak teros dan diperankan dengan apik sama John D. Washington. Dulu pas di lokasi syuting dia minum abis berapa galon ya? Aktingnya berisik suruh teriak dan marah-marah terus soalnya, sampek kering tenggorokan pasti. Dan buat Zendaya yang selain cantiknya ngepol di sini, dia juga berhasil bikin penonton menaruh simpati ke karakter Marie.
 

Karena udah dihajar di awal pake lagunya James Brown - Down and Out In New York City, aku tau bakal suka sama lagu-lagunya dan ternyata bener. Bikin filmnya punya aura jazz dan pemilihan gambar hitam-putihnya bikin Malcolm & Marie makin terasa intim. Penonton jadi lebih fokus ke dinamika naik-turunnya hubungan Malcolm-Marie. Dipersempit lagi sama setting waktu dan tempatnya yang cuma semalem dan serumah, jadi makin fokus ke dua karakter utamanya.
 
Intinya sih aku suka ya walaupun bukan film romance yang enjoyable. Aku selama nonton malah salah fokus dan mikir, untung Malcolm sama Marie nggak punya tetangga. Coba kalo punya, pasti paginya jadi rasan-rasan gosip ibu-ibu sambil beli sayur karena Malcolm adalah tipikal bapak-bapak yang berisik dan kalo teriak kencengnya minta ampun.
 
Ada di NETFLIX