Review Film - Cherry (2021)
Bagiku Cherry adalah sebuah tontonan yang melelahkan.
Dilihat dari gaya dan gelagatnya, kayaknya Russo Brothers memang
menargetkan film yang dibintangi sama Tom Holland ini buat masuk Oscar.
Tapi kayaknya mereka terlalu banyak mencurahkan ambisinya ke film ini
dan malah luber jadinya. Sesuai kata orang-orang aja, apa-apa yang berlebihan emang nggak bagus akhirnya.
Film
ini nyeritain rangkaian kehidupan seorang laki-laki bernama Cherry (Tom
Holland) lengkap dengan pendalaman karakternya. Mulai dari Cherry si
cowok polos kasmaran sampe fase kehidupannya yang berubah semenjak dia
keluar dari militer. Kisah itu kemudian oleh Russo Brothers dipecah jadi
5 babak + prolog dan epilog.
Ngerasain 15 menit pertamanya aja
film ini langsung bisa dikelompokin ke kategori film yang lambat.
Selepas 15 menit aku inisiatif buat ngecek durasinya dan boom,
140 menit. Jadi rasanya emang lama banget. Terlebih lagi fase kehidupan
Cherry yang terbagi jadi 5 babak, durasi panjang mungkin jadi bahan
pertimbangan Russo Brothers biar bikin kisahnya makin kompleks. Tapi
apa bisa?
Oke, dari yang basic dulu aja deh, rasa selama nonton ini tuh gimana? Mungkin bakal sama semua jawabannya. Yes, melelahkan. Asli nonton film ini tuh cuma bikin capek karena udah durasi panjang, slow pace, ditambah ceritanya yang depresif tampil hampir tanpa harapan. Memang hal yang mau ditegaskan sama Cherry
adalah dampak dari peperangan yang bisa merenggut kebahagiaan siapapun
sampai orang-orang terdekatnya, PTSD, trauma. Tapi eksekusinya Russo
Brothers jauh dari kata memuaskan.
Cherry mencoba buat tampil dengan banyak elemen yang bertumpuk. Ada drama, crime, war, romance, yang sama sutradara mau coba di-blend jadi satu. Berhasil? Not good enough. Jadinya malah super padet dan isinya hal-hal nggak penting. Karakter-karakter disekitar kehidupan Cherry nggak ada yang impact-nya gede ke cerita. Russo pengen nyeritain semua hal yang dialami Cherry sampe akhirnya malah kebingungan buat menaruh rasa.
Terus
ini nih, Russo Brothers tuh kebanyakan naruh efek visual, jadi filmnya
kayak kebanyakan gaya tapi minim substansi. Nggak konsisten aja gitu pas
lagi kasmaran ada efeknya tapi pas lagi sakaw malah lempeng datar aja.
Terus juga ada tuh gaya breaking the fourth wall kayak
Sherlocknya Millie Bobby Brown kemaren. Aku sebenernya cukup tertarik
diawal-awal tapi lama-lama penggunaannya jadi agak ngawur, cuma asal
taruh aja biar keliatan lebih "bergaya".
Masih banyak hal-hal lain yang semestinya nggak ada pun isokay
buat film depresif kayak gini. Nama-nama bank yang diplesetin entah apa
gunanya, adegan perang yang sama sekali nggak menegangkan, voice over-nya Tom Holland yang berlebihan, hal-hal kayak gitu malah bikin Cherry terlalu padet dan rame gaya-gayaannya aja.
Tapi
memang penampilan Tom Holland disini boleh dikasih apresiasi. Dia
sukses bikin film ini jadi lebih hidup berkat penampilannya yang
okepunya. Usahanya buat jadi seorang pria stressful + a junkie
memang jadi daya tarik tersendiri mengingat Holland selalu identik
dengan wajahnya yang polos dan brondong manis. Tampilannya pun agak
berbeda, lebih berantakan di sini, and Tom with a moustache? Why not?
Ya mungkin motivasinya nonton Cherry tuh memang kepengen liat potongan gundulnya mas Holland aja. Selebihnya film ini memang terasa sangat sangat melelahkan pas ditonton.
Ada di APPLE TV+